Mahasiswa Teknik Industri UTU Gelar  Bakti Sosial di Sikundo Aceh Barat
  • UPT_TIK
  • 07. 03. 2018
  • 0
  • 2651

MEULABOH – Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Industri-Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar (FT-UTU) yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI), telah melakukan bakti sosial (Baksos) di Desa Sikundo, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupatan Aceh Barat-Provinsi Aceh.  Kegiatan Baksos itu, dilakukan selama tiga hari, 2-4 Maret 2018. 

Ketua panitia,  Okta Rezayansyah, didampingi Koorlap Fahmi Iskandar (Kabid Humas HMTI), menjelaskan, bakti sosial yang dilakukan di Desa Sikundo, lebih kurang 80 kilometer jaraknya dari Meulaboh adalah salah satu desa yang sangat terpencil dan termarjinalkan sampai saat ini. “Kami bisa sampai ke Desa Sikundo, menempuh perjalanan lebih kurang 3 jam dari Kecamatan Meureubo. Namun, dengan izin Allah dan dengan niat kami yang tulus membantu masyarakat Sikundo, Alhamdulillah kegiatan Baksos kami  berjalan lancar”, ujar Okta bersama Fahmi.

            Okta menyebut, baksos yang dilakukan berupa pembersihan dan pengecetan Masjid di desa Sikundo, membuat lapangan bola volley yang diminta secara langsung oleh masyarakat setempat, serta melakukan survey terhadap PLTA mini sebagai acuan tindak lanjut kedepannya. Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI), memilih desa Sikundo sebgai lokasi bakti sosial agar desa tersebut lebih terberdayakan, juga dengan maksud supaya ada perhatian dari pihak pemerintah setempat untuk memperhatikan Desa Sikundo dan masyarakatnya.

            Okta dan Fahmi menguraikan, Desa Sikundo ini pernah menjadi desa tujuan Channel Televisi yaitu Trans 7, namun  pemerintah tetap tidak mengambil sikap untuk melaksanakan pembangunan di desa tersebut. “Kami masyarakat Desa Sikundo sangat membutuhkan dan menambakan uluran tangan pemerintah agar kami dan desa kami bisa meniti kehidupan layaknya desa-desa lain di Aceh Barat”, ujar sejumlah masyarakat Sikundo yang dikutip Okta dan Fahmi.

            Desa Sikundo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pantai Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Kondisi desa ini sungguh sangat memprihatinkan jika dibandingkan dengan desa lain dan sangat terisolasi sampai sekarang. Desa Sikundo ini sangat teringgal dari perhatian dan  pembangunan pemerintah, sehingga keadaan desa ini sangat menyedihkan. Untuk bisa sampai menuju lokasi desa Sikundo, mahasiswa HMTI menempuh perjalanan 2,5 sampai 3 jam dari Kecamatan Meureubo dengan menggunakan bus kemudian harus berjalan kaki lagi selama 2 jam hingga sampai di Desa Sikundo. Bahkan, dalam perjalanan ke desa tersebut terdapat berbagai kendala seperti lumpur, jalan yang licin, terjal, dan rawan terjadinya longsor.

             Menurut pengamatan yang dilakukan mahasiswa HMTI, sarana dan prasarana yang tersedia di desa tersebut sangat tidak lazim lagi digunakan masyarakat Sikundo, seperti jembatan sebagai sarana penyeberangan menuju desa Sikundo. Akibatnya tidak tersedianya jembatan, masyarakat Desa Sikundo yang hanya berjumlah 30 KK dan berprofesi sebagai petani, harus  bergotong royong  membuat sarana penyeberangan dengan menggunakan material sederhana. “Hanya dengan mengandalkan dua utas kabel baja, masyarakat Sikundo menggunakannya untuk menyeberangi sungai yang lebarnya sekitar 50 meter dengan tinggi kabel sekitar 5 meter dari permukaan sungai. Tentunya alat penyeberangan tersebut memiliki resiko bahaya yang sangat tinggi dan tidak pantas dijadikan sebagai sarana penyebrangan”, ujar Okta.

            Selain jembatan, sarana penting yang juga tidak tersedia antara lain MCK (Mandi, Cuci, Kakus). Masyarakat hanya memanfaatkan sungai sebagai sarana untuk kebutuhan MCK. Tidak hanya itu, sampai sekarang arus listrik pun belum teraliri di Desa Sikundo tersebut. Masyarakat terpaksa menggunakan genset sebagai pembangkit listrik untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Sarana dan prasarana pendidikan juga tidak aktif digunakan. Sekolah yang ada di Desa Sikundo tersebut tidak lagi dipergunakan. Bahkan, Puskesmas yang sangat penting untuk masyarakat setempat juga belum  ada di desa tersebut. (Muzakkir).

Lainnya :